- Posted by:
- Tanggal Dipublish:
- Kategori:
NEWSNEWS - Lokasi:
Unknown - Pengalaman:
USD 0
Saat ini Dunia memang sedang terjadi polemic atau gejolak di berbagai bidang bulai dari bidang Ekonomi, Politik maupun Sosial. Ada banyak faktor yang menjadi latar belakang dari berbagai polemic tersebut diantaranya ialah :
- Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung berlarut-larut
- Perang Dagang dan Pengaruh antara China dan Amerika Serikat
- Memanasnya Hubungan China dan Amerika di Selat Taiwan
- Harga komoditas yang meningkat Tajam
- Kebijakan Moneter ketat di berbagai negara
Akibat dari berbagai polemic tersebut Dunia di prediksi akan semakin buruk keadaanya di tahun 2023 mendatang. Ini bahkan digambarkan lebih buruk dari keadaan sebelum Perang Dunia ke 2.
Pada sektor usaha/bisnispun tak luput dari terjangan polemic global tersebut. Ini dapat dilihat dari banyaknya Perusahaan yang memutuskan hubungan kerja/PHK, dan bahkan banyak perusahan yang gulung tikar. Dan yang paling banyak disorot ialah perusahaan-perusahaan start up yang dipresiksikan akan semakin banyak yang tumbang.
Dari waktu ke waktu jumlah Start Up yang melakukan evisiensi karyawan dengan kata lain melakukan PHK terhadap karyawanya terus bertambah. Ini di nilai sebagai Langkah perusahaan untuk menghemar biaya operasional perusahaan. Untuk yang melakukan Langkah demikian terbaru ada Xendit, Tanihub, dan Tiket.com.
Sepanjang tahun 2022 ini data mencatat sudah terjadi 882 PHK yang dilakukan oleh startup di seluruh dunia. Sedangkan yang belum, mereka amsih harus tetap berjuang dengan akan datangnya masa tech wqinter saat ini.
Dilansir dari laman resmi Trueup.com tech winter bahkan menyebabkan sekitar 125.216 karyawan yang harus merasakan pahitnya PHK ditengah masa yang semakin sulit ini.
Dampak dari tech winter juga tak luput melanda Indonesia ini, karena seperti yang kita lihat sudah ada 13 start up atau bahkan lebih yang melakukan PHK terhadap karyawanya terhitung sejak awal tahun ini saja.
Diantara Startup-startup yang melakukan langkah PHK tersebut berikut admin sajikan daftar dan uraian singkatnya di bawah ini :
Daftar Terbaru Starup yang PHK Karyawanya
1.) Sicepat
Siapa sekarang yang tak kenal Sicepat. Apalagi kalian kaum bisnis online dan customer yang biasa memilih menggunakan jasa pengiriman yang satu ini. Dimana Sicepat merupakan salah startup yang telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan telah melakukan PHK terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan pada awal tahun ini.
Perusahaan menilai bahwa jumlah karyawan yang terdampak kebijakan tersebut mencapai 1 % dari total keseluruhan karyawan. Perusahaan juga mengungkapkan bahwa secara komposisi, jumlah karyawan yang terdampak adalah 0,6 % dari total karyawan sebanyak 60.000 orang itu artinya sekitar 360 orang.
2.) Tanihub
Pihak manajemen pusat Tanihub telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan telah menghentikan operasional warehouse di Bandung dan Bali yang secara langsung mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah karyawan. Tanihub menyatakan bahwa perusahaan akan memfokuskan bisnis pada pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe.
Selain itu, Tanibuh juga akan menyasar maket yang modern seperti Supermarket, Hypermarket maupun Swalayan. Bahkan sebelum Tanibuh mengumumkan hal tersebut, pihak perusahaan telah menghentikan semua layanan business to consumers (B2C). demi mempertajam pertumbuhan pada segmen (B2B) business to businessnya.
3.) LinkAja
Walaupun startup dompet digital ini untuk permodalanya didukung secara gotong royong oleh banyak perusahaan-perusahaan BUMN, tetap saja LinkAja harus melakukan Langkah evisiensi demi menjaga kestabilan perusahaan di masa-masa sulit ini. Tercatat setidaknya ada delapan BUMN yang menjadi pemegang saham LinkAja yakni : Pertamina, Bank Mandiri, BNI,BRI,BTN,Telkom, Jiwasraya dan Danareksa.
Pihak manajemen perusahaan menuturkan bahwa Linkaja memutuskan melakukan efisiensi dengan mem-PHK sejumlah karyawanya namun jumlahnya kurang dari 200 karyawan.
4.) Zenius
Sebagai Startup teknologi edukasi (edutech) yang dipandang sebagai industry yang sulit untuk tumbang, nyatanya Zenius mau tidak mau harus melakukan Langkah efisiensi. Dimana, pada PHK pertamanya Zenius telah memutuskan hubungan kerja terhadap 25% karyawanya atau lebih dari 200 orang.
Pihak perusahaan juga telah mengungkapkan bahwa PHK dilakukan dalam dua tahap. Langkah ini dilakukan agar dapat dilakukan penyesuaian dan pelayanan dapat tetap berjalan secara maksimal tanpa adanya gangguan/kendala.
5.) JD.ID
Induk perusahan Jd.id yakni JD.com saat ini telah mengalami guncangan akibat besarnya tanggungan beban yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 dimana, penyebaranya Kembali naik di berbagai kota besar di China yang berujung pada lockdown total di Shanghai dan Beijing. Tentunya agar mengurangi beban operasional perusahaan mau tidak mau harus melakukan Langkah cepat dengan melakukan restrukturisasi.
6.) Mobile Premier League
Startup gim dan turnamen asal India Mobile Premier League atau MPL mengumumkan telah menutup operasionalnya di Indonesia. Penutupan ini berujung dengan adanya PHK 10 persen karyawannya dari total karyawan atau sebanyak 100 orang.
Adapun, penutupan ini dikarenakan MPL melihat profil pengembalian yang hanya sebagian kecil dari apa yang mereka harapkan, meskipun telah berinvestasi dalam jumlah banyak untuk operasional di Indonesia.
7.) LINE
Startup telekomunikasi asal Korea Selatan LINE mengakui bahwa adanya PHK terhadap karyawan namun tidak mencapai 80 karyawan seperti yang diberitakan. LINE juga saat ini saat ini tengah melakukan langkah strategis untuk kembali fokus pada bisnis teknologi keuangan (fintech) di Indonesia.
8.) Mamikos
Startup kreatif ini bergerak pada bidang layanan pencarian dan sewa kos untuk hunian sementara, mengkonfirmasi terkait adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan karena adanya restrukturisasi.
Go-founder dan CEO Mamikos yakni Maria Regina Anggit menyatakan bawaha perusahaanya telah melakukan langkan efisiensi perusahaan dengan prosesi rstrukturisasi tersebut demi kelangsungan perusahaan agar dapat bertahan di masa-masa sulit saat ini.
9.) Shopee
Shopee Indonesia mengumumkan harus mengambil langkah berat untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya. Hal ini dilakukan tak lama setelah adanya pengumuman jajaran eksekutif induk Shopee dan Garena, Sea Ltd mengorbankan gaji dan memperketat kebijakan pengeluaran dalam rangka melindungi perusahaan dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya. Keputusan tersebut merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal dalam keterangan resmi Senin (19/9/2022).
10.) Tokocrypto
Tokocrypto, startup penjualan aset kripto, melakukan PHK terhadap 45 karyawan sehubungan dengan perubahan strategi bisnis sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi pasar kripto dan ekonomi global. VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan perusahaan akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.
Hal ini dilakukan berdasarkan analisa dan prediksi yang telah dilakukan oleh manajemen dalam mengantisipasi kondisi pasar kripto dan ekonomi global yang berkepanjangan, maka beberapa langkah baik di eksternal maupun internal harus diambil oleh manajemen.
“Langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall, penyesuaian jumlah karyawan sekitar 20 persen dari 227 karyawan,” ujarnya, Rabu (21/9/2022).
11.) Xendit
Xendit, startup payment gateway melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina akibat situasi makroekonomi yang tidak menentu. Chief Operating Officer Xendit Tessa Wijaya mengatakan Xendit selalu mencoba untuk menyiapkan rencana bisnis terbaik.
Namun, situasi makroekonomi yang tidak menentu saat ini memaksa pihaknya untuk melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim. Dia menjelaskan keputusan itu didasarkan pada strategi bisnis yang progresif melihat situasi ke depan dan telah melalui pertimbangan yang komprehensif untuk memastikan bahwa perusahaan siap dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
“Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit. Namun, tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami dijangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan perusahaan
2 comments